Rabu, 02 Mei 2012

Tugas Softskill 3 - Konflik





A.Perbedaan antara Tradisional dan Interactionist tentang konflik


1.Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violencedestruction, dan irrationality. Pandangan ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-an dan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan
2. Pandangan Interaksionis (The Interactionist View)
Sementara pendekatan hubungan manusia menerima konflik, pendekatan interaksionis mendorong konflik atas dasar bahwa kelompok yang kooperatif, tenang, damai serasi cenderung menjadi statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi. Oleh karena itu, sumbangan utama dari pendekatan interaksionis adalah mendorong pemimpin kelompok untuk mempertahankan suatu tingkat minimum berkelanjutan dari konflik. Dengan adanya  pandangan ini menjadi jelas bahwa untuk mengatakan bahwa konflik itu seluruhnya baik atau buruk tidaklah tepat. Apakah suatu konflik baik atau buruk tergantung pada tipe konflik. Secara teoretik Robbins (1996:438), mengemukakan terdapat dua tipe konflik, yaitu konflik fungsional dan konflik disfungsional. Konflik fungsional adalah sebuah konfrontasi di antara kelompok yang menambah keuntungan kinerja organisasi. Konflik disfungsional adalah setiap konfrontasi atau interaksi di antara kelompok yang merugikan organisasi atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi.


B. Perbedaan tujuan pada setiap organisasi
Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut,karena setiap masalah mempunyai pandangan yang berbeda-beda dengan setiap organisasi ,kita akan menemukan solusi yang yang dapat dibantu dengan melakukan rapat bersama atau pengambilan suara terbanyak dalam rapat
C.         Saya tidak setuju,karena dalam setiap konflik memiliki kesepakatan dengan pihak-pihak yang sedang terlibat dalam suatu konflik,maka jika terdapat masalah pihak-pihak yang terlibat harus diselesaikan dengan cara berdamai

TUGAS SOFTSKILL- PENGORGANISASIAN


PENGORGANISASIAN PALANG MERAH INDONESIA
Ø  Pembagian tugas dalam kelompok
1.      Ketua PMR    = sebagai pengatur tugas Pembina teknis dan pelatihan
2.      Sekretaris  teknis PMR = sebagai administrasi untuk membantu Pembina pmr
3.      Pengurus PMR = para siswa-siswi yang mengikuti pendidikan dasar kepalang merahan Indonesia
Ø  Seksi-seksi
1.      Ketua Perencanaan program dan anggaran
2.       Ketua Administrasi keuangan
3.      Ketua  Administrasi umum dan logistic
4.      Ketua Pelayanan donor darah
5.      Ketua Pengambilan donor
6.      Ketua Permintaan darah
Ø  Koordinasi
Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan yang berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat. Dengan adanya Palang Merah Indonesia (PMI) diharapkan dapat membantu masalah kemanusiaan.
Contoh  :pemerintah & Rakyat Indonesia pada umumnya sangat terbantu dengan organisasi sosial Palang Merah Indonesia (PMI) yang mengatasi beberapa masalah misi kemanusiaan yang menolong tanpa mengenal lelah dan tanpa memandang Ras, Suku & perbedaan lainnya (sesuai dengan prinsip PMI).
Ø  Hirarki
Hirarki yang berada pada organisasi tersebut adalah ketua sebagai penggerak organisasi tersebut yang di bantu oleh wakil serta sekretaris,lalu  dibantu juga oleh pengurus-pengurus PMI tersebut
Ø  Tujuan
Adanya pengorganisasian dalam suatu kelompok agar dapat memecahkan masalah secara kelompok